Kemantren Mergangsan Berupaya Tertibkan PKL Sepanjang Jl. Taman Siswa

Yogyakarta sebagai kota pariwisata berbasis Budaya, keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah tidak bisa dipisahkan dari masyarakatnya.

Walaupun regulasi tentang keberadaan PKL yang mengatur lokasi, hak dan kewajiban sudah ada, namun membina PKL untuk menampilkan wajah Kota Yogyakarta yang cantik selalu menjadi kendala yang berat.

Rabu, 17 Februari 2021, jajaran Kemantren Mergangsan menyisir keberadaan PKL sepanjang Jl. Taman Siswa sebagai tindak lanjut dari kegiatan Pembinaan PKL yang sudah dilakukan sebelumnya dan melakukan Komunikasi Sosial guna menertibkan mereka. Seperti kita ketahui, wajah Jl. Taman Siswa tak pernah sepi dari pengguna jalan. Bahkan kawasan ini dikenal dengan pusat perekonomian kota yg didominasi usaha kuliner. Para pelaku usaha khususnya PKL yang berada di trotoar maupun badan jalan ini justru didominasi oleh warga diluar kota Yogyakarta.

Awal bulan Februari lalu, Kemantren Mergangsan juga melakukan Pembinaan PKL dengan mengundang mereka dan menegaskan kembali bahwa keberadaan PKL yang menggunakan daerah milik jalan dan fasilitas umum bersifat sementara atau tidak menetap. Namun ternyata hal tersebut pun belum cukup menyadarkan mereka.

Bukan hanya PKL yg menyumbang kekumuhan terbesar di sepanjang jalan ini, namun keberadaan tukang ojek online pun menjadikan wajah Jl. Tamsis ini nampak semrawut.

Bukan hanya motor mereka yang lalu lalang, di badan jalan maupun trotoar, namun juga kerumunan yang mereka ciptakan pastinya menjadi kendala PPKM Kota Yogyakarta. Salah satunya nampak di sepanjang trotoar depan outlet Mie Gacoan.

Menurut Keterangan dari Sandra, Manajer Mie Gacoan yg sempat ditemui, beliau menyampaikan bahwa ojol yang  berada di trotoar depan mie Gacoan tersebut bukan sedang menunggu pesanan dibuatkan , melainkan mereka sedang menunggu orderan masuk melalui aplikasi mereka. "kami sudah menyediakan tempat khusus untuk  ojol yang sedang menunggu pesanan dibuatkan, dan berada didalam area parkir kami" jelas Sandra.

Pihak kemantren memberikan saran solusi agar pihak mereka mengkomunikasikan dengan pihak manajemen ojol dan melakukan Pembatasan order online saat  outlet sudah padat.