KEMANTREN MERGANGSAN TERAPKAN GANDENG GENDONG DENGAN KELAS INSPIRASI
Program Gandeng Gendong milik Pemerintah Kota Yogyakarta walaupun telah di launching 3 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 10 April 2018 pada kenyataannya masih perlu untuk terus disosialisasikan. Hal ini dikarenakan beberapa stakeholder masih sulit menyepahamkan program yang dimaksud, baik di level masyarakat maupun di lingkup pemerintah kota sendiri.
Perlu disadari masih banyak yang mengintepretasikan program Gandeng Gendong hanya sebatas makan minum jamuan sidang, dan ini sungguh terjadi bahkan di beberapa ASN Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri.
Di kemantren Mergangsan, melalui kolaborasi Penyuluh Pertanian Lapangan dengan Penggerak Swadaya Masyarakat, di tahun 2021 ini melakukan sosialisai program Gandeng Gendong dengan cara yang unik yakni Kelas Inspirasi Gandeng Gendong (KI GaGe).
KI GaGe ini berpedoman pada tujuan utama program Gandeng Gendong yaitu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong-royong membantu warga lain menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tidak hanya aspek ekonomi melainkan juga pendidikan, kesehatan dan juga sosial.
Untuk pertama kalinya KI GaGe menyasar kelompok tani sebagai sasaran program, KI GaGe dilakukan dengan menggandeng pelaku usaha @bakoelorganik, TVRI dan komunitas pemerhati lingkungan dan masyarakat. @bakoelorganik yang merupakan salah satu UKM dengan produk pressed cold berbahan dasar sayur bersama dengan PPL dan PSM Kemantren Mergangsan, setiap 2 minggu sekali melakukan roadshow ke kebun-kebun kelompok tani yang ada di wilayah Mergangsan dengan materi KI GaGe yang disesuaikan dengan potensi masing-masing kebun.
KI GaGe pertama telah dilakukan di kebun KWT Kembang Telang Kelurahan Brontokusuman bulan Maret lalu dengan materi Pressed Cold olahan Kembang Telang. Dan KI GaGe kedua telah dilakukan pada Minggu, 11 April 2021 di kebun KTD Rotu Asri Kelurahan Wirogunan dengan materi olahan Pokcoy.
Konsep Kelas Inspirasi ini sangatlah sederhana, Dengan zero budget atau tanpa APBD, dilaksanakan dalam bentuk pelatihan. "Kami penggerak swadaya masyarakat, yaa tugas kami menggerakkan keswadayaan itu, ada ataupun tidak ada anggaran kami harus mengajak mereka bergerak. Dimulai dari menjalin kemitraan, relasi, ya yang mau-mau saja, mau peduli dengan masyarakat maksudnya. Tanpa dibayar, mereka kami gandeng untuk menjadi teman bagi masyarakat dan berbagi ilmu untuk menginspirasi mereka. Kegiatan pun dipublikasikan lewat media, sekalian promosi potensi kampung", jelas Emma salah satu PSM Kemantren Mergangsan.
Kata "gandeng" bermakna bahwa semua elemen masyarakat saling bergandengan tangan dengan niat saling membantu agar semua pihak dapat maju bersama. "Kekuatan akan muncul jika semua unsur masyarakat dalam kebersamaan," imbuh Widya
Sedangkan "gendong" memiliki makna bahwa masyarakat membantu warga lain yang tidak mampu berjalan. "Yang lemah kita gendong. Yang terpinggirkan ditarik ke tengah agar bisa berjalan bersama,"
Bang Willy, PPL Kemantren Mergangsan pun selalu hadir di tengah KI GaGe yang digelar di kebun-kebun pertanian tersebut. Beliau pun menyampaikan "Saya dan PSM bagi tugas dengan solid, hadir untuk memberi energi mewakili Kemantren, ibarat saya dokternya, Emma dan Widya ini perawat dan ahli gizinya. Jadi kehadiran kami gandeng gendong juga untuk making value. Kami nggak berbuat banyak, hanya berusaha mendampingi masyarakat Mergangsan meningkatkan nilai ekonominya sekaligus sedikit-sedikit mengingatkan tentang bagaimana hidup sehat, apalagi masih masa pandemi."
Dalam KI GaGe ini Biddokes Polda DIY juga mengambil peran dengan membagikan vitamin untuk peserta KI GaGe dalam hal ini anggota Poktan. Semoga nantinya semakin banyak yang berpartisipasi, maka berarti Gandeng Gendong sudah dapat dipahami dengan baik.
Gimana... Kalian tertarik ambil peran Gandeng Gendong
bersama kami?