KOKEDAMA; INSPIRASI DAUR ULANG SAMPAH BERNILAI EKONOMI

Semenjak era pandemi Covid19, trend tanaman hias kembali naik pamor. Himbauan kepada masyarakat untuk banyak menghabiskan waktu di rumah selama pandemi Covid19 ternyata membuat banyak orang mencoba mengeksplorasi kegiatan atau hobi baru. Salah satu aktivitas yang cukup banyak digandrungi kala pandemi adalah hobi memelihara tanaman hias di rumah.

Tidak hanya untuk mengisi waktu luang, tanaman hias juga sering dipilih sebagai pelengkap dekorasi ruangan karena bentuk, warna, hingga jenis yang beragam. Salah satu bentuk tanaman hias dengan nilai estetik yang cantik adalah KOKEDAMA.

Kokedama adalah teknik menanam dari Jepang yaitu menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian membungkusnya dengan moss (lumut) lalu mengikatnya dengan tali. Teknik menanam ini unik karena tidak menggunakan pot. Kokedama secara bahasa adalah gabungan dari kata “koke” dan “dama”. Koke artinya moss atau lumut. Dama artinya bola. Jadi secara bahasa Kokedama artinya “bola lumut” atau “moss ball”. Media tanam yang digunakan adalah moss dan umumnya tanaman diletakkan di piring/tatakan atau digantung.

Berbeda dengan Kokedama Jepang, Kamis, 27 Mei 2021, Kader Bank Sampah Kelurahan Brontokusuman melakukan pelatihan membuat kokedama dengan kain perca dan sabut kelapa. Sabut kelapa bagi masyarakat Jogja tentu lebih mudah ditemukan dibandingkan moss.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Kokedama:
- media tanam
- tanaman hias
- benang jahit
- serabut kelapa
- tali rami

Cara membuat:
1. Siapkan tanaman yang akan dibuat Kokedama. Jangan terlalu besar. Beberapa tanaman alternatif kokedama: Sirih gading (Epipremnum aureum), Janda bolong (Monstera obliqua), Sukulen, Begonia, Pakis, Lily Paris (Chlorophytum comosum)
2. Balut akar tanaman dengan media tanam hati-hati, lalu bungkus dengan kain perca.
3. Bentuk media tanam yang sudah dibungkus dengan kain perca ini agar membulat membentuk bola yang menutup semua akar tanaman.
4. Sesuaikan besar dan kecil bola dengan besarnya tanaman
5. Ikat kain perca menggunakan benang jahit
6. Rapikan sisa kain perca dengan gunting, potong sisa kain yang tak beraturan.
7. Tutupi bola media tanam dengan menempelkan serabut kelapa sedikit demi sedikit yang direkatkan dan diikat dengan menggunakan benang jahit.
8. Setelah bola tertutup rapat dengan serabut kelapa, ikat bola tersebut dengan tali rami yang kuat di sekelilingnya dan cobalah simpul mati.
9. Sisakan tali dari dua sisi tanaman dan ikat ujungnya agar dapat digantung.
10. Gantung tanaman kokedama ini di mana pun yang diinginkan untuk menambah estetika ruangan favorit di dalam rumah. Jadi deh, dan nikmati keindahannya!

Nah, jika tanaman kokedama sudah jadi, jangan lupa untuk merawatnya! Cukup dengan menyiapkan wadah berisi air, dan tempatkan tanaman kokedama ini selama 5 sampai 10 menit.

Kokedama dibandrol dari harga 35ribu hingga 125ribu per buah, dengan modal berkisar 50ribu untuk sekitar 8 buah kokedama. Tentunya hal ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Jogja untuk berkreasi di era pandemi dengan memanfaatkan limbah kain rumahan menjadi sesuatu nan estetik dan bernilai ekonomi, yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing serta kesejahteraan masyarakat.