REVITALISASI MENTAL DENGAN SINERGI BERKARYA

Masih ingat Inpres No 12/2016 ttg Gerakan Nasional Revolusi Mental? Inpres ini bertujuan memperbaiki & membangun karakter bangsa yg mengacu pada nilai2 integritas, etos kerja, & gotong royong utk membangun budaya bangsa yg bermartabat.

Pemkot Jogja gaungkan tema HUT “Sinergi Melanjutkan Penanganan Covid19 untuk Pemulihan Ekonomi". Ibu Rini Rahmawati, S.IP, M.IP, Manti Pamong Praja (Camat) Mergangsan saat rakordasi pembuatan video greeting menyampaikan, “Tema bukan sekedar tema, namun harus menjadi pelecut semangat di keseharian hidup kedepan. Mari kita desain komitmen baru sbg hadiah untuk intitusi kebanggaan & masyarakat tercinta. Kalo kemarin kerja kita kurang baik, mari kita perbaiki. Ada pesan besar dibalik tema di masa pandemi yg belum usai. SINERGI BERKARYA menjadi landasan baru kerja kita kedepan.”

SINERGI BERKARYA bukan sekedar bagaimana membangun kolaborasi, menghasilkan karya pelayanan publik ideal, namun sebagai praktek revolusi mental menjadi pelayan masyarakat yg berintegritas, mau bekerja keras & bersemangat gotong royong.

S-emangat; Segala situasi jangan loyo, jangan jadikan virus sbg alasan malas serta menghindari pekerjaan.
I-ntegritas; Apapun yg menjadi tugas & tanggungjawab kita, laksanakan dgn baik. Membangun jiwa yg merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, & perilaku berorientasi pada kemajuan & hal-hal modern & positif, agar kota & masyarakatnya berdaya saing kuat.
N-etralitas; ASN bagian dari birokrasi bukan alat kekuasaan, ASN bagian dari kebutuhan rakyat.
E-nergik; ASN dituntut cekatan. Di masa pandemi, kita harus bekerja cepat walaupun berbagai pembatasan kontak fisik dilakukan.
R-esponsif; Harus tanggap & solutif terhadap dinamika hidup masyarakat serta perubahan kebijakan dalam diri ASN.
G-emilang; Perkembangan teknologi & kondisi era pandemi, ASN dituntut kerja cerdas & harus mau belajar hal baru. Jangan malu bertanya/ berdiskusi. Kesampingkan gengsi. Capaian kinerja kita bukan sekedar prestasi, namun akurasi & presisi.
I-novatif; setiap masalah harus menjadi pemantik ide solutif. Dlm tim, kehadiran satu sama lain saling melengkapi. User kita adalah masyarakat, mari ubah mindset utk tidak menjadi ASN yg begini-begini saja,
B-ersih; Jangan mengambil sesuatu yg bukan hak kita
E-mpati; Kesampingkan ego dlm bekerja baik membuat kebijakan maupun melayani masyarakat.
R-eligius; Dalam setiap pekerjaan, sertakan Tuhan.
K-reatif; Kita dituntut kerja cerdas, tidak hanya dengan otot melainkan otak, utk mendapatkan hasil yg maksimal dgn waktu yg efektif.
A-dil; tidak harus sama persis, namun berupaya seimbang.
R-amah; Apapun kondisi kita, jangan mempengaruhi mood bekerja. Bergaul dengan rekan 1 instansi maupun bermasyarakat, tetaplah ramah & menjaga sopan santun.
Y-akin; Rasa percaya diri itu penting. Berpikir positif & mensugesti diri dgn “saya bisa” menjadikan kita tidak mudah patah semangat.
A-rif; Sikapi sesuatu dgn bijak & dewasa. Jangan baperan, Baik menyikapi kebijakan, peraturan maupun perilaku bermasyarakat.

“Mari kita revitalisasi mental kita, mewujudkan GNRM (GI Bersih, GI Melayani, GI Tertib, GI Mandiri & GI Bersatu. Menghadapi pandemi, butuh Revolusi Mental yg mempercepat perubahan perilaku & disiplin prokes untuk membentuk strong culture, tidak hanya mengatasi tantangan pandemi, tetapi sebagai momentum untuk meraih kemajuan bangsa. Sangat diharapkan kesadaran semua elemen utk berpartisipasi dlm perubahan perilaku agar disiplin menjalankan prokes. Jika seluruh masyarakat patuh prokes, penularan covid19 secepatnya dapat dihentikan & kita dapat kembali menjalani kehidupan normal, meneruskan program pembangunan yg tersendat oleh pandemi. Segala pencapaian perlu kita syukuri. Terimakasih atas kerja bersama yg telah kita lakukan. Mari kita lanjutkan bekerja lebih keras untuk mewujudkan good governance bagi masyarakat kita.” Pesan beliau menutup rapat.
“Dirgahayu Pemerintah Kota Yogyakarta ke-74, SINERGI BERKARYA untuk kese74hteraan masyarakat Jog74 Istimewa, Indonesia 74ya.”