Kelurahan Wirogunan Lestarikan Tradisi Ritual Wiwitan Sebelum Panen Padi
Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta lestarikan tradisi Wiwitan sebelum masa panen padi. Kegiatan ini sebagai kearifan lokal yang dilaksanakan petani sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Wiwitan sebagai ritual dengan doa bersama sebelum masa panen padi yang dilaksanakan masyarakat Jawa. Hanya saja dalam perkembangannya tradisi ini mulai ditinggalkan. Petani di wilayah Kelurahan Wirogunan berupaya melaksanakan tradisi wiwitan ini dengan dukungan Kelurahan, Kemantren dan Lembaga sosial Kelurahan.
Kegiatan wiwitan ini dilaksanakan Jum"at (2/9/2022) di pematang sawah yang tidak jauh dari kantor Kelurahan Wirogunan. Hadir dalam kegiatan tersebut Mantri Pamong Praja (MPP) yang diwakili Mantri Anom Kemantren Mergangsan, Danrami 06/Mergangsan, Polsek, KUA, dan Puskesmas Mergangsan. Selain itu juga dihadiri Lurah se-Mergangsan, PPL, dan tokoh masyarakat.
Lurah Wirogunan, Siti Mahmudah Setyaningsih mengatakan tradisi wiwitan ini sebagai ungkapan rasa syukur atas tanaman yang tumbuh dengan baik dan siap untuk dipanen. Diharapkan hasil panen yang melimpah dan menambah kesejahteraan bagi petani. Wiwitan berasal dari kata Wiwit yang berarti memulai untuk memotong padi.
“Tradisi wiwitan ini tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, namun menjadi tradisi budaya guna menunjang pariwisata Wirogunan. Untuk itu, perlu kita lestarikan bersama,” kata Siti Mahmudah, disela wiwitan padi, di Bulak Wirogunan, Jumat (2/9/2022).
Prosesi wiwitan dilakukan di sawah yang berlokasi tidak jauh dari Kantor Kelurahan Wirogunan. Sawah seluas 4 hektar merupakan satu-satunya di kelurahan Wirogunan, sebagai are penghijauan dan ketahanan pangan.
Wiwitan dipimpin ketua Kampung sebagai tokoh masyarakat. Sebelum mulai memanen diawali dengan doa dan dilanjutkan memotong padi sebagai simbol siap dipanen. Kemudian dilanjutkan dengan menyantap makanan dan juga dibagikan kepada masyarakat sekitar.
“Wiwitan ini untuk nguri-uri atau melestarikan tradisi peninggalan nenek moyang, yang sekaligus sebagai alternatif wisata di Kelurahan Wirogunan”, kata Bu Ning sebutan Siti Mahmudah Setyaningsih yang juga menjabat Kajawat Sosial Kemantren Mergangsan.
Melestarikan tradisi wiwitan secara tidak langsung sebagai upaya mengembangkan pertanian di Kelurahan Wirogunan. Disamping sebagai wujud ketahanan pangan, selain sebagai wisata alternatif. (KangRozaq)